CoLegal Indonesia: Kenapa Pembukuan Wajib Meski Usaha Kamu Kecil? Ini Alasannya!


“Usaha saya masih kecil, belum butuh pembukuan deh…”

Kalimat ini sering banget terdengar dari pelaku UMKM. Padahal, justru karena usahamu masih kecil, pembukuan jadi hal yang wajib.

Pembukuan bukan cuma soal angka dan laporan keuangan yang terlihat rumit. Ini adalah cara kamu mengendalikan arus uang, menghindari kebocoran, dan membawa usaha ke level berikutnya.

Bahkan usaha warung, laundry, fotokopi, jualan online, sampai jasa jahit pun perlu pencatatan yang rapi.

Nah, di artikel ini kita akan kupas tuntas kenapa pembukuan itu penting banget, meski usahamu masih skala mikro.


1. Mengetahui Untung atau Rugi Secara Nyata

Tanpa pembukuan, kamu hanya menebak-nebak:

“Kayaknya bulan ini untung deh, uangnya masih ada.”

Tapi kenyataannya, uang kas yang tersisa belum tentu mencerminkan keuntungan. Bisa jadi kamu sudah ambil modal, atau belum bayar utang supplier. Bisa juga karena lupa catat pengeluaran kecil-kecil.

Dengan pembukuan, kamu bisa tahu secara pasti:

  • Berapa total pemasukan dan pengeluaran
  • Berapa biaya produksi atau operasional
  • Berapa laba bersih setelah semua dikurangi

Ini data penting sebelum kamu ambil keputusan usaha apa pun.


2. Mencegah Kebocoran Uang

Banyak usaha kecil yang sebenarnya punya omzet lumayan, tapi selalu kehabisan uang.

Kenapa?

Karena tidak sadar uangnya bocor di pengeluaran yang nggak tercatat: jajan, transport, pulsa, transfer dadakan, dll.

Dengan pembukuan harian, kamu bisa:

✅ Lacak semua pengeluaran sekecil apa pun
✅ Deteksi pengeluaran yang tidak perlu
✅ Kontrol kas agar tidak selalu boncos di akhir bulan


3. Menyusun Harga Jual yang Menguntungkan

Kamu pernah bingung nentuin harga jual?

Seringkali pelaku UMKM asal pasang harga, tanpa tahu:

  • Berapa modal sebenarnya
  • Berapa ongkos kirim, biaya admin, atau fee
  • Berapa margin yang layak

Pembukuan bisa membantu menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan) dan menetapkan harga jual yang:

✅ Kompetitif
✅ Menguntungkan
✅ Tidak bikin rugi pelan-pelan


4. Mudah Mengajukan Pinjaman atau Bantuan

Kamu ingin ajukan pinjaman KUR, hibah pemerintah, atau investasi?

Pasti akan ditanya:

“Mana laporan keuangan kamu 3 bulan terakhir?”

Kalau kamu tidak punya pencatatan yang jelas, kemungkinan besar permohonan ditolak.

Bank atau investor tidak hanya lihat omzet, tapi juga:

  • Konsistensi arus kas
  • Beban usaha
  • Apakah usaha kamu tumbuh

Kalau laporan kamu rapi, kepercayaan mereka pun lebih besar.


5. Mempermudah Perhitungan Pajak

Tahukah kamu, UMKM juga wajib lapor pajak?

Kalau omzetmu sudah di atas Rp 500 juta per tahun, kamu akan dikenai PPh Final 0,5% atau perpajakan normal sesuai pembukuan.

Kalau tidak ada pencatatan:

❌ Kamu bisa salah setor
❌ Kena denda pajak
❌ Bingung isi SPT Tahunan

Dengan pembukuan, kamu bisa hitung pajak lebih tepat dan lebih hemat.


6. Membantu Menentukan Keputusan Bisnis

Tanpa data keuangan, semua keputusan hanya berdasarkan feeling. Mau nambah stok? Nambah karyawan? Buka cabang? Naikkan harga?

Kalau gak ada angka yang jadi dasar, itu namanya berjudi dengan usaha sendiri.

Dengan pembukuan, kamu bisa menganalisis:

  • Produk mana yang paling laku
  • Biaya mana yang bisa ditekan
  • Waktu mana yang paling ramai

Data ini akan sangat membantu kamu mengambil keputusan dengan percaya diri.


7. Persiapan Menuju Bisnis yang Lebih Besar

Kalau kamu ingin usaha terus berkembang, maka pembukuan adalah fondasinya. Kamu tidak bisa masuk marketplace besar, kerja sama dengan brand, atau ekspor kalau laporan keuanganmu kosong.

Usaha kecil yang rapi akan lebih cepat naik level dibanding usaha besar yang kacau.

Bahkan kini banyak program akselerasi UMKM yang mensyaratkan pembukuan minimal 3–6 bulan.


8. Tidak Harus Ribet, yang Penting Konsisten

Pembukuan itu tidak harus langsung pakai software mahal atau akuntan profesional. Yang penting kamu mulai dari sekarang, dengan cara paling sederhana:

📒 Gunakan buku catatan harian
📊 Coba template Excel pembukuan gratis
📱 Gunakan aplikasi pembukuan UMKM (seperti BukuWarung, Akuntansi UKM, dll)

Catat tiga hal ini setiap hari:

  1. Pemasukan
  2. Pengeluaran
  3. Sisa kas

Lama-lama kamu bisa upgrade jadi laporan bulanan, lalu laporan laba rugi dan neraca.


Studi Kasus: Warung Kopi Naik Level Berkat Pembukuan

Sebuah warung kopi sederhana mulai mencatat penghasilan harian dan pengeluaran bahan baku sejak awal berdiri.

Tiga bulan kemudian, mereka sadar ternyata minuman teh lebih laku daripada kopi. Mereka ubah menu, naikkan harga teh, dan potong pembelian bahan kopi yang mahal.

Dalam 6 bulan, laba bersih naik 40% dan mereka berhasil mengajukan pinjaman modal ke koperasi karena punya laporan yang rapi.


Tips CoLegal: Mulai Pembukuan Meski Usaha Masih Mikro

✅ Jangan tunggu usaha besar, pembukuan justru dimulai sejak kecil
✅ Pisahkan rekening pribadi dan rekening usaha
✅ Mulai dari pencatatan harian yang konsisten
✅ Evaluasi laporan setiap minggu atau bulan
✅ Simpan bukti transaksi sekecil apa pun

Kalau kamu sudah terbiasa, nanti kamu tinggal lanjut ke pembukuan lengkap dan siap masuk ke sistem akuntansi lebih profesional.


Penutup: Pembukuan Bukan Pilihan, Tapi Keperluan

“Usaha kecil yang tidak punya pembukuan, ibarat jalan malam tanpa lampu. Kamu bisa jalan, tapi rawan jatuh.”

Biar usahamu gak sekadar jalan, tapi tumbuh dan naik kelas, mulai pembukuan dari sekarang. Gak harus sempurna, yang penting kamu tahu aliran uang masuk dan keluar.


CoLegal Indonesia – Partner UMKM Menuju Bisnis yang Legal dan Tumbuh

Kami bantu kamu mulai pembukuan, susun laporan laba rugi, arus kas, dan bantu hitung pajak yang benar — agar kamu fokus kembangkan usaha, urusan angka biar kami bantu.


Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*