CoLegal Indonesia: Arus Kas Positif vs Laba — Mana yang Lebih Penting untuk Bisnismu?


Laporan Laba Rugi Kamu Untung, Tapi Kas Usaha Kosong? Bahaya!

Banyak pemilik usaha senang saat melihat laporan laba besar. Tapi saat buka rekening bisnis, isinya kosong. Ke mana uangnya?

Masalahnya bukan di penjualan, tapi arus kas yang berantakan. Laba mungkin terlihat indah di atas kertas, tapi kalau uangnya nggak masuk ke kas — bisnis kamu dalam bahaya.

Jadi mana yang lebih penting? Laba atau arus kas? Yuk kita bahas sampai tuntas.


Apa Itu Arus Kas? Apa Itu Laba?

Laba (Profit):

Selisih antara pendapatan dan seluruh biaya selama periode tertentu, biasanya tercatat dalam laporan laba rugi.

Contoh:

  • Pendapatan: Rp 50 juta
  • Biaya operasional: Rp 30 juta
  • Laba = Rp 20 juta

Tapi… ini belum tentu uangnya masuk ke kas.

Arus Kas (Cash Flow):

Aliran uang nyata yang masuk dan keluar dari usaha kamu. Dicatat dalam laporan arus kas.

Contoh:

  • Penjualan kredit Rp 50 juta → belum masuk ke rekening
  • Tapi bayar supplier Rp 30 juta tunai sekarang

Hasilnya? Laba besar, tapi kas bisa minus.


Arus Kas Positif = Bisnis Aman

Kalau kamu punya arus kas positif, artinya uang yang masuk lebih besar dari yang keluar. Ini memungkinkan kamu untuk:

  • Bayar supplier tepat waktu
  • Gaji karyawan tidak nunggak
  • Belanja stok tanpa hutang
  • Siap ekspansi atau investasi baru

Intinya: Arus kas positif = likuiditas = napas hidup bisnis.


Laba Besar Tapi Kas Negatif: Kok Bisa?

Bisa banget! Biasanya terjadi karena:

  • Penjualan banyak tapi sistem kredit
  • Pembayaran piutang pelanggan molor
  • Biaya operasional sudah keluar tapi pendapatan belum masuk
  • Belanja aset atau stok terlalu besar sekaligus

Makanya, jangan cuma lihat “Laba Rp 50 juta” tanpa cek saldo kas!


Hubungan Arus Kas dengan Pajak

Ini yang sering mengejutkan pelaku usaha:

“Loh, saya belum terima uangnya, tapi harus bayar pajaknya sekarang?”

Yap! Pajak dihitung berdasarkan penghasilan yang diakui, bukan yang sudah diterima tunai. Kalau kamu nggak mengatur arus kas, bisa kejadian:

  • Harus setor PPN sebelum terima pembayaran
  • Kena pajak penghasilan dari penjualan kredit
  • Uang di tangan tidak cukup untuk bayar pajak

Maka, arus kas yang sehat sangat penting agar kamu bisa patuh pajak tanpa kelimpungan.


Arus Kas Digunakan untuk Apa Aja?

Uang kas di usaha bukan hanya buat gaji dan beli barang. Kamu juga butuh dana tunai untuk:

  • Bayar utang dan bunga
  • Biaya tak terduga (peralatan rusak, kenaikan harga bahan)
  • Pajak dan iuran bulanan
  • Cadangan darurat
  • Modal ekspansi

Tanpa kas, semua rencana bisnis bisa berhenti mendadak — meskipun secara laporan, kamu sedang untung.


Tips Mengelola Arus Kas Supaya Sehat

💡 Buat Proyeksi Arus Kas Bulanan

Hitung uang masuk dan keluar selama 3–6 bulan ke depan.

💡 Pisahkan Transaksi Tunai vs Kredit

Selalu catat penjualan kredit dan buat reminder jatuh tempo.

💡 Negosiasi Term Pembayaran

Kalau bisa, minta pembayaran di depan dari pelanggan dan bayar supplier bertahap.

💡 Jangan Over-stok

Beli barang sesuai kebutuhan supaya kas tidak terkunci di gudang.

💡 Sisihkan Dana Pajak

Setiap ada penjualan, langsung sisihkan dana untuk PPh dan PPN sebelum dipakai!


Contoh Kasus: Laba Besar Tapi Bangkrut

Toko A mencatat laba Rp 100 juta dalam 3 bulan. Tapi semua penjualan ke pelanggan besar secara kredit, pembayaran baru cair 2 bulan lagi.

Sementara itu, toko harus:

  • Bayar supplier tunai Rp 70 juta
  • Gaji staf Rp 15 juta
  • Sewa dan listrik Rp 10 juta
  • Pajak Rp 5 juta

Total keluar: Rp 100 juta → tapi uangnya belum masuk!
Hasil: kas kosong, bisnis tersendat. Padahal secara laba, mereka “untung besar.”


Jadi, Mana yang Lebih Penting: Laba atau Arus Kas?

Jawabannya: dua-duanya penting, tapi arus kas adalah prioritas harian.

SituasiLabaArus KasDampaknya
Penjualan kredit besarTidak bisa bayar tagihan
Diskon besar-besaranKas lancar tapi bisa rugi
Kombinasi sehatIdeal: usaha tumbuh sehat

Ingat: Laba itu teori, kas itu realita.


Laporan Arus Kas = Cermin Bisnis Nyata

Pastikan kamu rutin membuat laporan arus kas per bulan. Formatnya biasanya terdiri dari:

  1. Arus kas dari aktivitas operasional
  2. Arus kas dari investasi
  3. Arus kas dari pendanaan

Kamu akan tahu:

  • Apakah bisnis menghasilkan uang dari operasional atau justru dari utang?
  • Apakah kamu belanja terlalu banyak aset padahal pemasukan seret?
  • Apakah bisa bayar utang saat jatuh tempo?

Penutup: Awasi Uangnya, Bukan Cuma Angkanya

“Banyak usaha besar bangkrut bukan karena nggak laku, tapi karena kas mereka kering.”

Laba bisa menipu, tapi kas nggak pernah bohong. Selalu seimbangkan strategi untuk dapat laba sehat dan menjaga arus kas tetap positif.


CoLegal Indonesia – Teman Setia Akuntansi dan Pajak Usaha Kecilmu

Kami bantu kamu bukan cuma ngerti untung-rugi, tapi juga pegang kendali uang tunai dan bayar pajak tanpa stres. Mulai dari pencatatan sederhana, laporan profesional, sampai strategi pajak.


Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*