
1. Banyak Bisnis Rugi Bukan Karena Sepi, Tapi Karena Salah Hitung Biaya
Pernah dengar cerita bisnis yang laris manis tapi tetap rugi? Bisa jadi bukan karena jualannya kurang, tapi karena nggak ngerti beda antara fixed cost dan variable cost.
Kesalahan mendasar ini bisa bikin:
- Harga jual salah strategi
- Cash flow kacau
- Bisnis susah berkembang
Kalau kamu serius ingin mengatur keuangan usaha dengan lebih cerdas, yuk mulai dari yang paling mendasar: pahami dulu jenis-jenis biaya yang kamu keluarkan.
2. Fixed Cost vs Variable Cost: Apa Bedanya?
✅ Fixed Cost (Biaya Tetap):
Ini adalah biaya yang tidak berubah, berapa pun volume produksi atau penjualanmu. Artinya, mau jualan 10 atau 1000 produk, fixed cost-nya tetap sama.
Contoh:
- Sewa gedung atau kantor
- Gaji staf tetap bulanan
- Biaya asuransi
- Pajak tahunan kendaraan usaha
Ciri khas:
- Tidak bergantung pada penjualan atau produksi
- Bersifat jangka panjang dan berulang
- Harus dibayar meskipun tidak ada penjualan
✅ Variable Cost (Biaya Variabel):
Sebaliknya, ini adalah biaya yang naik-turun sesuai jumlah barang/jasa yang kamu hasilkan.
Contoh:
- Bahan baku (misalnya kain untuk konveksi, atau kopi untuk kedai)
- Upah tenaga kerja borongan
- Biaya pengemasan
- Komisi penjualan
Ciri khas:
- Naik jika produksi naik
- Bisa ditekan dengan efisiensi
- Sangat penting dalam menentukan margin keuntungan
3. Analogi Sederhana: Jualan Es Teh Manis
Bayangin kamu jualan es teh manis:
- Fixed cost: kamu sewa booth Rp 1 juta/bulan, listrik Rp 300 ribu/bulan
- Variable cost: untuk setiap gelas es teh, kamu perlu Rp 2.000 bahan baku
Kalau bulan itu kamu jual 1000 gelas, total biaya jadi:
- Fixed Cost: Rp 1.300.000
- Variable Cost: Rp 2.000 x 1000 = Rp 2.000.000
- Total Cost: Rp 3.300.000
Tapi kalau cuma laku 100 gelas?
- Fixed Cost tetap: Rp 1.300.000
- Variable Cost: Rp 2.000 x 100 = Rp 200.000
- Total Cost: Rp 1.500.000
Meski bahan baku hemat, kamu tetap harus bayar fixed cost. Inilah kenapa penting tahu dan membedakan keduanya.
4. Kenapa Penting Memisahkan Fixed & Variable Cost dalam Akuntansi?
Manfaat | Penjelasan Singkat |
---|---|
✅ Menentukan Harga Jual Tepat | Supaya tahu margin keuntungan setelah semua biaya |
✅ Membuat Break-Even Point | Bisa tahu titik impas (modal balik) usahamu |
✅ Mengendalikan Pengeluaran | Lebih mudah analisis mana biaya bisa ditekan |
✅ Penyusunan Anggaran | Proyeksi bulanan lebih akurat dan tidak asal-asalan |
✅ Laporan Keuangan Lebih Akurat | Neraca dan laporan laba rugi lebih realistis |
5. Hubungannya dengan Pajak
Ternyata, pemisahan biaya ini juga berpengaruh ke perpajakan, lho!
- Biaya tetap seperti gaji, sewa, depresiasi aset bisa menjadi pengurang penghasilan kena pajak (PKP).
- Biaya variabel seperti bahan baku juga diperlukan dalam pencatatan HPP (Harga Pokok Penjualan).
Kalau kamu asal catat dan semua dianggap sama, bisa-bisa:
- Lapor pajak jadi tidak akurat
- Pajak terutang jadi lebih besar
- Bisa kena sanksi saat audit
6. Cara Mengelola Fixed dan Variable Cost Secara Cerdas
- Catat dan klasifikasikan semua biaya
Gunakan aplikasi atau software akuntansi untuk memisahkan fixed dan variable secara otomatis. - Hitung Break Even Point (BEP)
BEP = Fixed Cost / (Harga jual per unit – Variable Cost per unit)
Gunanya? Supaya kamu tahu harus jual berapa unit agar bisa balik modal. - Optimalkan efisiensi variable cost
Cari supplier lebih murah, kurangi limbah produksi, atau gunakan bahan alternatif. - Pertimbangkan biaya tetap jangka panjang
Kalau sewa terlalu mahal, mungkin bisa pindah lokasi atau negosiasi ulang. - Review secara berkala
Biaya tetap bisa berubah sewaktu-waktu (misalnya, tarif listrik naik), jadi selalu pantau!
7. Studi Kasus: Usaha Kuliner yang Berhasil Menekan Fixed Cost
Sebuah brand makanan rumahan awalnya menyewa dapur bersama Rp 5 juta/bulan (fixed cost besar). Penjualan tidak konsisten, sehingga setiap bulan harus nombok.
Setelah analisis biaya, mereka:
- Pindah ke dapur sendiri yang lebih kecil
- Mengoptimalkan penjualan lewat online
- Fokus pada produk dengan margin variabel tinggi
Hasilnya? Fixed cost turun 40%, margin bersih naik 25%, dan laba mulai konsisten setiap bulan.
8. Kesalahan yang Harus Dihindari
🚫 Menyamakan semua biaya
🚫 Menganggap fixed cost sebagai “beban tidak bisa diubah”
🚫 Tidak tahu biaya produksi per unit
🚫 Menentukan harga jual tanpa hitungan jelas
9. Kesimpulan: Jangan Buta Biaya!
Memahami fixed cost dan variable cost itu wajib hukumnya bagi setiap pebisnis. Ini bukan sekadar istilah akuntansi, tapi fondasi pengambilan keputusan yang sehat dan strategis.
Dengan memahami perbedaannya:
- Kamu bisa atur harga dengan lebih untung
- Mampu kontrol biaya yang membengkak
- Laporkan pajak dengan data valid
- Rancang strategi pertumbuhan lebih realistis
Penutup dari CoLegal Indonesia
“Bukan banyaknya penjualan yang bikin bisnis sukses, tapi bagaimana kamu mengelola biaya di baliknya. Kenali biaya tetap, tekan biaya variabel, dan bangun bisnis yang lebih untung.”
CoLegal Indonesia – Bantu Bisnis Paham Angka, Kuasai Pajak, dan Tumbuh Tanpa Drama.
Leave a Reply