
Siklus akuntansi adalah proses berulang yang dilakukan perusahaan dalam mengidentifikasi, mencatat, mengelompokkan, dan melaporkan transaksi keuangan dalam satu periode akuntansi.
Pada perusahaan manufaktur, siklus ini menjadi lebih kompleks karena adanya aktivitas produksi, yaitu mengubah bahan baku menjadi barang jadi melalui proses tertentu. Hal ini menambahkan beberapa akun dan tahap khusus, seperti persediaan bahan baku, proses produksi, dan barang jadi.
Tahapan Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Siklus akuntansi perusahaan manufaktur secara umum terdiri dari 10 tahap, yang dimulai dari identifikasi transaksi hingga penyusunan laporan keuangan. Berikut penjelasan setiap tahapnya:
1. Identifikasi dan Analisis Transaksi
Langkah pertama adalah mengidentifikasi semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan, misalnya:
- Pembelian bahan baku
- Pembayaran gaji buruh pabrik
- Penjualan barang jadi
- Penggunaan bahan penolong
Setiap transaksi dianalisis untuk menentukan dampaknya terhadap posisi keuangan.
2. Pencatatan dalam Jurnal Umum
Setelah dianalisis, transaksi dicatat ke dalam jurnal umum menggunakan prinsip debit dan kredit. Misalnya:
Pembelian bahan baku secara tunai:
Debit: Persediaan Bahan Baku
Kredit: Kas
3. Posting ke Buku Besar
Jurnal yang telah dibuat kemudian diposting ke akun-akun dalam buku besar, agar bisa diklasifikasikan berdasarkan jenis akun. Misalnya:
- Akun Kas
- Akun Persediaan Bahan Baku
- Akun Gaji Pekerja Pabrik
- Akun Beban Overhead Pabrik (BOP)
4. Penyusunan Neraca Saldo
Setelah semua transaksi diposting, dibuat neraca saldo (trial balance) untuk memastikan keseimbangan antara total debit dan kredit.
5. Penyesuaian (AJP – Ayat Jurnal Penyesuaian)
Pada akhir periode, perusahaan harus melakukan penyesuaian terhadap akun tertentu, seperti:
- Persediaan bahan baku yang masih ada
- BOP yang belum dibebankan
- Beban gaji yang masih harus dibayar
Ini penting untuk mencerminkan kondisi sebenarnya pada akhir periode akuntansi.
6. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Setelah penyesuaian dilakukan, dibuat neraca saldo setelah penyesuaian yang berisi saldo-saldo terbaru yang akan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
7. Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disusun pada perusahaan manufaktur meliputi:
- Laporan Laba Rugi
Menunjukkan kinerja keuangan dan keuntungan perusahaan. - Laporan Perubahan Modal
Menjelaskan perubahan ekuitas pemilik selama periode berjalan. - Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
Menyajikan aset, kewajiban, dan modal perusahaan. - Laporan Arus Kas
Menjelaskan aliran kas masuk dan keluar. - Laporan Harga Pokok Produksi (HPP)
KHUSUS untuk perusahaan manufaktur, yang berisi:- Persediaan awal bahan baku
- Pembelian bahan baku
- Persediaan akhir bahan baku
- Biaya tenaga kerja langsung
- Biaya overhead pabrik
8. Jurnal Penutupan
Jurnal penutupan dibuat untuk menutup akun-akun nominal (pendapatan dan beban) ke akun laba ditahan agar saldo awal periode berikutnya dimulai dari nol.
9. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan
Neraca saldo ini hanya berisi akun riil (aset, kewajiban, dan modal) dan digunakan sebagai dasar awal periode akuntansi selanjutnya.
10. Jurnal Pembalik (Jika Diperlukan)
Jurnal pembalik dibuat untuk membalik ayat jurnal penyesuaian tertentu, seperti beban dibayar di muka atau pendapatan yang masih harus diterima, agar pencatatan transaksi di periode baru lebih mudah.
Karakteristik Khusus dalam Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Beberapa akun dan proses khas dalam perusahaan manufaktur antara lain:
1. Persediaan Bertingkat:
- Persediaan bahan baku
- Persediaan barang dalam proses
- Persediaan barang jadi
2. Biaya Produksi:
- Biaya bahan baku langsung
- Biaya tenaga kerja langsung
- Biaya overhead pabrik (BOP), seperti listrik pabrik, penyusutan mesin, dll.
3. Harga Pokok Produksi (HPP) dan Harga Pokok Penjualan (HPPen):
Harga pokok produksi menjadi komponen utama dalam menentukan harga pokok penjualan barang yang dijual.
Contoh Sederhana Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Misalkan PT. Makmur Sentosa adalah perusahaan pembuat furniture. Dalam satu bulan, mereka:
- Membeli bahan baku senilai Rp10.000.000
- Menggunakan Rp7.000.000 bahan baku untuk produksi
- Membayar gaji buruh pabrik Rp3.000.000
- Biaya overhead pabrik Rp2.000.000
- Memproduksi 100 kursi dan menjual 80 kursi seharga Rp200.000/kursi
Langkah-Langkah:
- Catat pembelian bahan baku
- Hitung HPP:
Bahan Baku + Gaji + BOP = Rp12.000.000
Biaya per kursi = Rp12.000.000 / 100 = Rp120.000
HPPen = 80 x 120.000 = Rp9.600.000 - Hitung pendapatan: 80 x 200.000 = Rp16.000.000
- Laba kotor = Pendapatan – HPPen = Rp6.400.000
Perbedaan dengan Perusahaan Dagang dan Jasa
Aspek | Perusahaan Jasa | Perusahaan Dagang | Perusahaan Manufaktur |
---|---|---|---|
Produk | Jasa | Barang jadi (dibeli) | Barang jadi (diproduksi) |
Persediaan | Tidak ada | Barang dagang | Bahan baku, barang dalam proses, barang jadi |
HPP | Beban langsung | Harga beli barang | Biaya produksi |
Kompleksitas | Sederhana | Menengah | Tinggi |
Siklus akuntansi perusahaan manufaktur menuntut ketelitian dan pengelolaan yang cermat karena mencakup banyak elemen biaya produksi. Pemahaman yang baik terhadap siklus ini sangat penting untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan bisa menjadi dasar pengambilan keputusan strategis perusahaan.
Dengan mengikuti siklus ini secara disiplin, perusahaan manufaktur dapat:
- Mengontrol biaya produksi
- Menilai efisiensi proses produksi
- Menyusun strategi harga yang kompetitif
- Meningkatkan profitabilitas
Leave a Reply