CoLegal Indonesia : Metode Periodik dalam Pencatatan Persediaan, Sederhana Tapi Tetap Efektif


Meski dunia bisnis dan akuntansi semakin mengarah pada sistem otomatis dan real-time, metode pencatatan persediaan yang lebih tradisional seperti metode periodik masih banyak digunakan, terutama oleh usaha kecil dan menengah (UMKM). Alasannya? Karena metode ini sederhana, hemat biaya, dan mudah diterapkan tanpa sistem komputerisasi canggih.

Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara lengkap tentang metode periodik: mulai dari definisi, cara kerja, contoh jurnal, hingga kelebihan dan kekurangannya dibanding metode perpetual.


Apa Itu Metode Periodik?

Metode periodik adalah sistem pencatatan persediaan yang tidak memperbarui data stok secara langsung setiap kali transaksi terjadi. Sebaliknya, persediaan hanya dihitung dan dicatat di akhir periode (bulanan, kuartalan, atau tahunan).

Sederhananya, kamu baru tahu berapa jumlah dan nilai persediaan setelah melakukan stok opname atau penghitungan fisik.


Cara Kerja Metode Periodik

1. Saat Pembelian

Barang yang dibeli tidak langsung dimasukkan ke akun Persediaan, melainkan ke akun Pembelian.

Contoh Jurnal:

Dr Pembelian              Rp5.000.000
    Cr Kas / Utang Usaha     Rp5.000.000

2. Saat Penjualan

Tidak ada pencatatan untuk pengurangan stok atau HPP secara langsung. Hanya penjualan yang dicatat.

Contoh Jurnal:

Dr Kas / Piutang Usaha    Rp7.000.000
    Cr Penjualan              Rp7.000.000

3. Di Akhir Periode

Dilakukan penyesuaian persediaan berdasarkan stok fisik. Dari situ dihitung HPP:

Persediaan Awal + Pembelian - Persediaan Akhir = HPP

Kemudian dilakukan jurnal penyesuaian untuk mencatat HPP dan saldo persediaan.


Ilustrasi Perhitungan HPP

  • Persediaan awal: Rp10.000.000
  • Pembelian selama bulan tersebut: Rp25.000.000
  • Persediaan akhir (hasil stok opname): Rp8.000.000

Maka:

HPP = Rp10.000.000 + Rp25.000.000 - Rp8.000.000 = Rp27.000.000

Jurnal penyesuaian:

Dr HPP                         Rp27.000.000
    Cr Persediaan              Rp10.000.000
    Cr Pembelian               Rp25.000.000
    Dr Persediaan Akhir         Rp8.000.000

Kelebihan Metode Periodik

Mudah Dipahami dan Diterapkan
Tidak perlu sistem komputer atau software rumit. Cocok untuk bisnis skala kecil.

Biaya Rendah
Tanpa alat barcode, scanner, atau ERP. Hanya memerlukan catatan manual atau spreadsheet sederhana.

Lebih Fleksibel
Tidak harus mencatat setiap transaksi pembelian dan pengeluaran barang secara real-time.


Kekurangan Metode Periodik

Tidak Real-Time
Stok hanya diketahui saat stok opname. Risiko kehabisan barang atau kelebihan stok jadi lebih tinggi.

Rentan Kesalahan
Karena mengandalkan penghitungan fisik dan pencatatan manual, kesalahan lebih mudah terjadi.

Tidak Cocok untuk Bisnis Besar
Jika transaksi banyak dan jenis barang beragam, metode ini terlalu lambat dan berisiko tinggi.


Perbandingan dengan Metode Perpetual

AspekMetode PeriodikMetode Perpetual
Pencatatan stokAkhir periodeSetiap transaksi
HPP dicatatDi akhir periodeSaat penjualan
Kebutuhan sistemRendahTinggi (komputerisasi)
Cocok untukUMKMRitel, distributor, manufaktur

Kapan Sebaiknya Menggunakan Metode Periodik?

Gunakan metode ini jika:

  • Bisnismu masih kecil atau baru berkembang
  • Volume transaksi harian rendah
  • Belum memiliki sistem akuntansi komputerisasi
  • Pengelolaan persediaan masih dilakukan secara manual

Contoh bisnis yang cocok:

  • Toko kelontong
  • Warung makan
  • Pedagang eceran di pasar
  • Usaha rumahan

Tips Penerapan Metode Periodik yang Efisien

  • Lakukan stok opname secara rutin (bulanan jika memungkinkan)
  • Simpan bukti pembelian dan penjualan dengan rapi
  • Gunakan spreadsheet untuk mencatat jumlah masuk dan keluar barang
  • Buat rekap pembelian dan penjualan sebagai dasar penyesuaian akhir bulan

Metode periodik mungkin terlihat kuno jika dibandingkan dengan sistem akuntansi modern, namun untuk banyak bisnis kecil, metode ini tetap menjadi pilihan yang masuk akal. Dengan pengelolaan yang cermat, metode periodik tetap bisa memberikan gambaran kondisi persediaan dan menghasilkan laporan keuangan yang valid.


Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*