CoLegal Indonesia: Panduan Lengkap Pencatatan dalam Jurnal Umum untuk Perusahaan Manufaktur

Dalam dunia akuntansi, jurnal umum merupakan langkah awal dari proses pencatatan akuntansi. Bagi perusahaan manufaktur, pencatatan dalam jurnal umum menjadi lebih kompleks karena banyaknya jenis transaksi yang terjadi, mulai dari pembelian bahan baku, proses produksi, hingga penjualan barang jadi.

Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai bagaimana perusahaan manufaktur melakukan pencatatan transaksi dalam jurnal umum, lengkap dengan jenis transaksi khas, struktur penulisan, dan contoh-contoh praktis.


Apa Itu Jurnal Umum?

Jurnal umum adalah catatan kronologis dari setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu entitas bisnis. Setiap transaksi dicatat berdasarkan prinsip debit dan kredit, disertai penjelasan singkat (narasi) serta tanggal terjadinya transaksi.

Tujuan pencatatan dalam jurnal umum adalah:

  • Menyediakan bukti tertulis atas semua transaksi.
  • Menjadi dasar pembuatan buku besar.
  • Menjaga akurasi dan konsistensi pelaporan keuangan.

Karakteristik Pencatatan Jurnal Umum di Perusahaan Manufaktur

Berbeda dengan perusahaan dagang atau jasa, perusahaan manufaktur memiliki proses produksi sendiri, sehingga beberapa akun khas muncul dalam jurnal umum, seperti:

  1. Persediaan Bahan Baku
  2. Persediaan Barang dalam Proses
  3. Persediaan Barang Jadi
  4. Biaya Overhead Pabrik (BOP)
  5. Harga Pokok Produksi (HPP)
  6. Tenaga Kerja Langsung

Struktur Pencatatan dalam Jurnal Umum

Format standar pencatatan jurnal umum terdiri dari:

TanggalNama AkunRefDebitKredit

Penulisan akun debit dilakukan di atas, sedangkan akun kredit ditulis menjorok ke kanan di bawahnya. Keduanya harus selalu seimbang jumlahnya.


Jenis Transaksi dan Contoh Pencatatan dalam Jurnal Umum

Berikut adalah beberapa jenis transaksi utama dalam perusahaan manufaktur dan contoh pencatatannya dalam jurnal umum:


1. Pembelian Bahan Baku

Contoh Transaksi:
PT. Cipta Karya membeli bahan baku secara tunai sebesar Rp 15.000.000.

Pencatatan:

TanggalNama AkunRefDebitKredit
1 MeiPersediaan Bahan Baku15.000.000
Kas15.000.000

2. Penggunaan Bahan Baku dalam Produksi

Contoh Transaksi:
Bahan baku senilai Rp 10.000.000 digunakan dalam proses produksi.

Pencatatan:

TanggalNama AkunRefDebitKredit
3 MeiPersediaan Barang dalam Proses10.000.000
Persediaan Bahan Baku10.000.000

3. Pembayaran Gaji Tenaga Kerja Langsung

Contoh Transaksi:
Dibayarkan gaji tenaga kerja langsung sebesar Rp 6.000.000.

Pencatatan:

TanggalNama AkunRefDebitKredit
5 MeiPersediaan Barang dalam Proses6.000.000
Kas6.000.000

4. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik

Contoh Transaksi:
Biaya overhead pabrik (listrik, air, penyusutan) sebesar Rp 4.000.000 dialokasikan.

Pencatatan:

TanggalNama AkunRefDebitKredit
7 MeiPersediaan Barang dalam Proses4.000.000
Biaya Overhead Pabrik4.000.000

Catatan: Biaya Overhead Pabrik bisa terdiri dari beberapa akun pendukung seperti listrik, penyusutan mesin, dll.


5. Produk Selesai (Barang Jadi)

Contoh Transaksi:
Barang dalam proses senilai Rp 18.000.000 selesai diproduksi dan masuk sebagai persediaan barang jadi.

Pencatatan:

TanggalNama AkunRefDebitKredit
10 MeiPersediaan Barang Jadi18.000.000
Persediaan Barang dalam Proses18.000.000

6. Penjualan Barang Jadi

Contoh Transaksi:
Barang jadi senilai Rp 12.000.000 dijual tunai dengan harga jual Rp 20.000.000.

Pencatatan (dua ayat jurnal):

a. Pencatatan Pendapatan Penjualan

TanggalNama AkunRefDebitKredit
12 MeiKas20.000.000
Penjualan20.000.000

b. Pencatatan Harga Pokok Penjualan (HPP)

TanggalNama AkunRefDebitKredit
12 MeiHarga Pokok Penjualan (HPP)12.000.000
Persediaan Barang Jadi12.000.000

Akun-Akun Khas yang Sering Digunakan

Nama AkunKeterangan
Persediaan Bahan BakuBahan mentah untuk produksi
Persediaan Barang dalam ProsesProduk setengah jadi
Persediaan Barang JadiProduk siap jual
Biaya Overhead Pabrik (BOP)Biaya produksi tidak langsung
Gaji Tenaga Kerja LangsungGaji buruh langsung
Mesin & Penyusutan MesinDigunakan dalam BOP
Harga Pokok Penjualan (HPP)Biaya untuk menghasilkan barang yang dijual

Kesalahan Umum dalam Pencatatan Jurnal Umum Manufaktur

  1. Tidak membedakan antara bahan baku dan barang jadi
  2. Melewatkan pencatatan barang dalam proses
  3. Tidak membuat ayat jurnal terpisah untuk HPP
  4. Menggabungkan biaya langsung dan tidak langsung secara sembarangan

Kesimpulan

Pencatatan dalam jurnal umum untuk perusahaan manufaktur memerlukan pemahaman yang baik tentang proses produksi dan jenis biaya yang terlibat. Dengan struktur pencatatan yang benar, perusahaan dapat:

  • Mengontrol biaya produksi secara akurat
  • Menyusun laporan keuangan yang tepat
  • Menghindari kesalahan dalam perhitungan HPP
  • Mendukung pengambilan keputusan manajerial

Penerapan jurnal umum yang sistematis dan disiplin adalah fondasi utama akuntansi manufaktur yang handal.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*