
Dalam dunia akuntansi, jurnal umum merupakan langkah awal dari proses pencatatan akuntansi. Bagi perusahaan manufaktur, pencatatan dalam jurnal umum menjadi lebih kompleks karena banyaknya jenis transaksi yang terjadi, mulai dari pembelian bahan baku, proses produksi, hingga penjualan barang jadi.
Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai bagaimana perusahaan manufaktur melakukan pencatatan transaksi dalam jurnal umum, lengkap dengan jenis transaksi khas, struktur penulisan, dan contoh-contoh praktis.
Apa Itu Jurnal Umum?
Jurnal umum adalah catatan kronologis dari setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu entitas bisnis. Setiap transaksi dicatat berdasarkan prinsip debit dan kredit, disertai penjelasan singkat (narasi) serta tanggal terjadinya transaksi.
Tujuan pencatatan dalam jurnal umum adalah:
- Menyediakan bukti tertulis atas semua transaksi.
- Menjadi dasar pembuatan buku besar.
- Menjaga akurasi dan konsistensi pelaporan keuangan.
Karakteristik Pencatatan Jurnal Umum di Perusahaan Manufaktur
Berbeda dengan perusahaan dagang atau jasa, perusahaan manufaktur memiliki proses produksi sendiri, sehingga beberapa akun khas muncul dalam jurnal umum, seperti:
- Persediaan Bahan Baku
- Persediaan Barang dalam Proses
- Persediaan Barang Jadi
- Biaya Overhead Pabrik (BOP)
- Harga Pokok Produksi (HPP)
- Tenaga Kerja Langsung
Struktur Pencatatan dalam Jurnal Umum
Format standar pencatatan jurnal umum terdiri dari:
Tanggal | Nama Akun | Ref | Debit | Kredit |
---|---|---|---|---|
Penulisan akun debit dilakukan di atas, sedangkan akun kredit ditulis menjorok ke kanan di bawahnya. Keduanya harus selalu seimbang jumlahnya.
Jenis Transaksi dan Contoh Pencatatan dalam Jurnal Umum
Berikut adalah beberapa jenis transaksi utama dalam perusahaan manufaktur dan contoh pencatatannya dalam jurnal umum:
1. Pembelian Bahan Baku
Contoh Transaksi:
PT. Cipta Karya membeli bahan baku secara tunai sebesar Rp 15.000.000.
Pencatatan:
Tanggal | Nama Akun | Ref | Debit | Kredit |
---|---|---|---|---|
1 Mei | Persediaan Bahan Baku | 15.000.000 | ||
Kas | 15.000.000 |
2. Penggunaan Bahan Baku dalam Produksi
Contoh Transaksi:
Bahan baku senilai Rp 10.000.000 digunakan dalam proses produksi.
Pencatatan:
Tanggal | Nama Akun | Ref | Debit | Kredit |
---|---|---|---|---|
3 Mei | Persediaan Barang dalam Proses | 10.000.000 | ||
Persediaan Bahan Baku | 10.000.000 |
3. Pembayaran Gaji Tenaga Kerja Langsung
Contoh Transaksi:
Dibayarkan gaji tenaga kerja langsung sebesar Rp 6.000.000.
Pencatatan:
Tanggal | Nama Akun | Ref | Debit | Kredit |
---|---|---|---|---|
5 Mei | Persediaan Barang dalam Proses | 6.000.000 | ||
Kas | 6.000.000 |
4. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
Contoh Transaksi:
Biaya overhead pabrik (listrik, air, penyusutan) sebesar Rp 4.000.000 dialokasikan.
Pencatatan:
Tanggal | Nama Akun | Ref | Debit | Kredit |
---|---|---|---|---|
7 Mei | Persediaan Barang dalam Proses | 4.000.000 | ||
Biaya Overhead Pabrik | 4.000.000 |
Catatan: Biaya Overhead Pabrik bisa terdiri dari beberapa akun pendukung seperti listrik, penyusutan mesin, dll.
5. Produk Selesai (Barang Jadi)
Contoh Transaksi:
Barang dalam proses senilai Rp 18.000.000 selesai diproduksi dan masuk sebagai persediaan barang jadi.
Pencatatan:
Tanggal | Nama Akun | Ref | Debit | Kredit |
---|---|---|---|---|
10 Mei | Persediaan Barang Jadi | 18.000.000 | ||
Persediaan Barang dalam Proses | 18.000.000 |
6. Penjualan Barang Jadi
Contoh Transaksi:
Barang jadi senilai Rp 12.000.000 dijual tunai dengan harga jual Rp 20.000.000.
Pencatatan (dua ayat jurnal):
a. Pencatatan Pendapatan Penjualan
Tanggal | Nama Akun | Ref | Debit | Kredit |
---|---|---|---|---|
12 Mei | Kas | 20.000.000 | ||
Penjualan | 20.000.000 |
b. Pencatatan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Tanggal | Nama Akun | Ref | Debit | Kredit |
---|---|---|---|---|
12 Mei | Harga Pokok Penjualan (HPP) | 12.000.000 | ||
Persediaan Barang Jadi | 12.000.000 |
Akun-Akun Khas yang Sering Digunakan
Nama Akun | Keterangan |
---|---|
Persediaan Bahan Baku | Bahan mentah untuk produksi |
Persediaan Barang dalam Proses | Produk setengah jadi |
Persediaan Barang Jadi | Produk siap jual |
Biaya Overhead Pabrik (BOP) | Biaya produksi tidak langsung |
Gaji Tenaga Kerja Langsung | Gaji buruh langsung |
Mesin & Penyusutan Mesin | Digunakan dalam BOP |
Harga Pokok Penjualan (HPP) | Biaya untuk menghasilkan barang yang dijual |
Kesalahan Umum dalam Pencatatan Jurnal Umum Manufaktur
- Tidak membedakan antara bahan baku dan barang jadi
- Melewatkan pencatatan barang dalam proses
- Tidak membuat ayat jurnal terpisah untuk HPP
- Menggabungkan biaya langsung dan tidak langsung secara sembarangan
Kesimpulan
Pencatatan dalam jurnal umum untuk perusahaan manufaktur memerlukan pemahaman yang baik tentang proses produksi dan jenis biaya yang terlibat. Dengan struktur pencatatan yang benar, perusahaan dapat:
- Mengontrol biaya produksi secara akurat
- Menyusun laporan keuangan yang tepat
- Menghindari kesalahan dalam perhitungan HPP
- Mendukung pengambilan keputusan manajerial
Penerapan jurnal umum yang sistematis dan disiplin adalah fondasi utama akuntansi manufaktur yang handal.
Leave a Reply