
Dalam dunia akuntansi, penyusutan adalah proses penting untuk mencerminkan penurunan nilai aset tetap seiring waktu. Salah satu metode yang paling umum dan mudah dipahami adalah metode garis lurus. Metode ini banyak digunakan karena perhitungannya sederhana, konsisten, dan cocok untuk sebagian besar jenis aset tetap seperti kendaraan, bangunan, atau peralatan kantor.
Artikel ini akan membahas apa itu metode penyusutan garis lurus, bagaimana cara menghitungnya, kelebihan dan kekurangannya, serta contoh jurnal akuntansi yang tepat.
Apa Itu Metode Garis Lurus?
Metode garis lurus (straight-line method) adalah metode penyusutan yang mengalokasikan beban penyusutan secara merata setiap tahun selama umur manfaat aset. Artinya, nilai penyusutan tahunan selalu sama dari awal hingga akhir umur aset.
Rumus umum:
Penyusutan Tahunan = (Harga Perolehan – Nilai Residu) / Umur Manfaat
- Harga perolehan: Biaya awal pembelian aset
- Nilai residu: Perkiraan nilai sisa di akhir umur manfaat
- Umur manfaat: Lama aset digunakan (dalam tahun)
Contoh Perhitungan Metode Garis Lurus
Misalnya, sebuah perusahaan membeli mesin seharga Rp100.000.000 dengan nilai residu Rp10.000.000 dan umur manfaat 5 tahun.
Penyusutan per tahun:
(Rp100.000.000 – Rp10.000.000) / 5 = Rp18.000.000
Jadi, perusahaan akan mencatat beban penyusutan sebesar Rp18.000.000 setiap tahun selama 5 tahun.
Jurnal Akuntansi Penyusutan
Pada akhir tahun, pencatatan penyusutan dilakukan dengan jurnal sebagai berikut:
Dr Beban Penyusutan Rp18.000.000
Cr Akumulasi Penyusutan – Mesin Rp18.000.000
Keterangan:
- Beban Penyusutan masuk ke laporan laba rugi
- Akumulasi Penyusutan mengurangi nilai buku aset di neraca
Kelebihan Metode Garis Lurus
✅ Mudah dan Praktis
Cocok untuk pengguna baru di bidang akuntansi atau bisnis kecil yang ingin pencatatan simpel.
✅ Konsisten
Penyusutan setiap tahun tetap, sehingga memudahkan perencanaan biaya dan anggaran.
✅ Cocok untuk Aset Tetap Umum
Seperti gedung, kendaraan, komputer, dan peralatan kantor yang digunakan secara merata.
Kekurangan Metode Garis Lurus
❌ Kurang Akurat untuk Aset yang Cepat Turun Nilainya
Misalnya, alat teknologi yang cepat usang bisa lebih tepat disusutkan dengan metode saldo menurun.
❌ Tidak Mencerminkan Pola Pemakaian
Jika aset digunakan lebih banyak di awal umur pakai, metode ini bisa membuat beban penyusutan kurang mencerminkan realitas.
Kapan Sebaiknya Menggunakan Metode Garis Lurus?
Gunakan metode garis lurus bila:
- Aset digunakan secara rata sepanjang masa manfaat
- Kamu butuh pencatatan yang sederhana dan seragam
- Jenis aset tidak mengalami penurunan fungsi secara drastis dalam waktu singkat
Contoh aset yang cocok:
- Meja dan kursi kantor
- Komputer dengan spesifikasi standar
- Gedung atau ruko
Tips Penerapan Metode Garis Lurus
- Tentukan nilai residu secara realistis, jangan asal nol
- Gunakan umur manfaat sesuai standar akuntansi atau kebijakan perusahaan
- Konsisten mencatat penyusutan di akhir periode (bulanan atau tahunan)
- Simpan dokumentasi pembelian aset untuk kebutuhan audit
Perbandingan dengan Metode Penyusutan Lain
Metode Penyusutan | Pola Beban | Cocok untuk |
---|---|---|
Garis Lurus | Tetap tiap tahun | Aset dengan pemakaian merata |
Saldo Menurun | Menurun setiap tahun | Aset yang cepat usang |
Unit Produksi | Berdasarkan output | Mesin produksi, kendaraan |
Metode penyusutan garis lurus adalah pilihan yang tepat untuk banyak jenis aset karena sederhana, konsisten, dan mudah diterapkan. Meski tidak cocok untuk semua kondisi, metode ini tetap menjadi standar utama dalam praktik akuntansi sehari-hari.
Leave a Reply