
Industri konstruksi memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi dan infrastruktur nasional. Mulai dari proyek pembangunan gedung bertingkat, jalan tol, jembatan, hingga instalasi listrik dan pipa air, semua merupakan bagian dari kegiatan konstruksi yang mendorong pertumbuhan dan konektivitas antarwilayah. Dalam menjalankan kegiatan ini secara legal dan profesional, setiap pelaku usaha konstruksi wajib memahami serta mencantumkan Kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) yang sesuai.
Kode KBLI tidak hanya berfungsi sebagai penanda jenis kegiatan usaha yang dijalankan, tetapi juga menjadi syarat utama dalam proses perizinan usaha seperti penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB), pengurusan Sertifikat Badan Usaha (SBU), hingga pengajuan proyek di sektor publik maupun swasta. Dengan kata lain, pemilihan kode KBLI yang tepat akan menentukan legalitas, ruang lingkup kegiatan, serta peluang bisnis bagi perusahaan konstruksi.
Artikel ini akan membahas secara mendalam berbagai kode KBLI yang berlaku di sektor konstruksi, lengkap dengan contoh kegiatan, keterkaitan dengan perizinan, serta tips praktis dalam memilih kode yang sesuai dengan jenis usaha konstruksi yang dijalankan.
Apa itu KBLI?
KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) adalah sistem klasifikasi kegiatan ekonomi yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan digunakan oleh pemerintah untuk mengelompokkan jenis-jenis usaha di Indonesia. Setiap jenis usaha diberi kode numerik 5 digit yang menggambarkan sektor, subsektor, dan kegiatan spesifik usaha tersebut.
KBLI menjadi dasar dalam proses pendaftaran dan legalitas usaha, termasuk dalam sistem OSS (Online Single Submission). Setiap pelaku usaha wajib mencantumkan kode KBLI yang sesuai dengan kegiatan usahanya dalam dokumen legal seperti NIB, SIUJK, dan lainnya.
Sektor Konstruksi dalam KBLI
Sektor konstruksi berada dalam Golongan KBLI Kode 41 s.d. 43, yang terbagi menjadi tiga subkategori besar:
- KBLI 41: Konstruksi Gedung
- KBLI 42: Konstruksi Bangunan Sipil
- KBLI 43: Aktivitas Spesialisasi Konstruksi
Ketiga golongan ini mencakup seluruh kegiatan jasa konstruksi, baik skala besar maupun kecil, dari pembangunan gedung, jalan, jembatan, hingga instalasi listrik dan plumbing.
Daftar Kode KBLI Konstruksi yang Umum Digunakan
Berikut adalah beberapa kode KBLI dalam sektor konstruksi yang umum digunakan oleh pelaku usaha di Indonesia:
1. KBLI 41011 – Konstruksi Gedung Hunian
Kode ini mencakup pembangunan gedung yang digunakan untuk tempat tinggal, seperti rumah tinggal tunggal, rumah susun, apartemen, dan sejenisnya.
Contoh kegiatan:
- Pembangunan perumahan
- Renovasi rumah tinggal
- Konstruksi apartemen
2. KBLI 41012 – Konstruksi Gedung Non-Hunian
Mencakup pembangunan gedung-gedung non-hunian seperti kantor, sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pabrik, gudang, dan lainnya.
Contoh kegiatan:
- Konstruksi gedung perkantoran
- Mendirikan gedung sekolah atau universitas
- Konstruksi gudang dan pabrik
3. KBLI 42101 – Konstruksi Jalan dan Jembatan
Kode ini digunakan untuk usaha yang bergerak di bidang pembangunan infrastruktur transportasi darat seperti jalan raya, jalan tol, dan jembatan.
Contoh kegiatan:
- Pembangunan jalan kabupaten atau provinsi
- Konstruksi jembatan penghubung antar wilayah
4. KBLI 42211 – Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Digunakan untuk usaha yang mengerjakan pembangunan jaringan transmisi dan distribusi listrik.
Contoh kegiatan:
- Instalasi kabel listrik tegangan tinggi/menengah
- Pembangunan gardu distribusi
5. KBLI 43211 – Instalasi Listrik
Kode ini mencakup aktivitas spesifik instalasi listrik dalam gedung, seperti pemasangan sistem penerangan, stop kontak, panel listrik, dsb.
Contoh kegiatan:
- Pemasangan listrik rumah tangga
- Instalasi listrik gedung bertingkat
6. KBLI 43221 – Instalasi Plumbing dan Pipa Air
Mencakup pekerjaan pemasangan sistem air bersih, air kotor, dan drainase di gedung atau infrastruktur umum.
Contoh kegiatan:
- Pemasangan saluran air bersih dan pembuangan
- Instalasi septic tank
7. KBLI 42911 – Konstruksi Bangunan Pengolahan Air dan Limbah
Meliputi pembangunan fasilitas seperti tempat pengolahan air bersih (IPA), air limbah (IPAL), bendungan, dan saluran irigasi.
8. KBLI 43110 – Pembongkaran Bangunan
Kode ini untuk usaha yang melakukan jasa pembongkaran atau perobohan bangunan lama sebelum konstruksi baru dilakukan.
KBLI Lainnya yang Sering Dikombinasikan dengan Konstruksi
Selain KBLI utama di atas, pelaku usaha konstruksi juga dapat menggabungkan kode KBLI lain yang mendukung kegiatan usahanya, seperti:
- KBLI 71100 – Aktivitas Arsitektur dan Teknik Sipil
- Jasa perencanaan konstruksi, pengawasan proyek (konsultan)
- KBLI 68200 – Real Estate yang Dimiliki Sendiri atau Disewa
- Untuk pengembang (developer) yang juga mengelola properti hasil konstruksi
- KBLI 77302 – Penyewaan Peralatan Konstruksi dengan Operator
- Usaha penyewaan alat berat konstruksi seperti crane, excavator, dll.
Legalitas dan Perizinan Pelaku Usaha Konstruksi
Untuk menjalankan usaha konstruksi secara legal, tidak cukup hanya mencantumkan kode KBLI dalam NIB. Beberapa izin penting lainnya yang harus dimiliki antara lain:
1. NIB (Nomor Induk Berusaha)
Diterbitkan melalui sistem OSS. NIB mencantumkan kode KBLI dan menjadi identitas usaha.
2. SBU (Sertifikat Badan Usaha)
Dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Badan Usaha (LSBU) melalui LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi). SBU mencakup klasifikasi dan subklasifikasi usaha konstruksi.
3. SKK (Sertifikat Kompetensi Kerja)
Diperlukan bagi tenaga kerja konstruksi profesional. Mempengaruhi grade SBU perusahaan.
4. IUJK (Izin Usaha Jasa Konstruksi)
Meskipun kini digantikan dengan perizinan berbasis risiko dalam OSS, beberapa proyek masih mensyaratkan kepemilikan dokumen IUJK sebagai bukti legalitas.
Panduan Memilih Kode KBLI yang Tepat
Berikut langkah-langkah yang dapat Anda ikuti untuk menentukan kode KBLI yang sesuai:
- Identifikasi Kegiatan Utama Usaha Anda
Tentukan apakah Anda membangun gedung, jalan, instalasi listrik, atau spesialisasi lain. - Cek Daftar KBLI di Website OSS atau BPS
Anda dapat melihat rincian setiap kode KBLI beserta deskripsi lengkap. - Gunakan Kata Kunci
Misalnya ketik “jalan”, “gedung”, “listrik” untuk menemukan kode yang sesuai. - Perhatikan Kesesuaian dengan SBU
Pastikan KBLI yang dipilih sesuai dengan klasifikasi SBU yang akan diajukan. - Konsultasi dengan Konsultan OSS atau Notaris
Untuk usaha berskala besar, konsultasi sangat disarankan untuk menghindari kesalahan.
Contoh Implementasi
Studi Kasus: PT Maju Konstruksi Nusantara
Jenis Usaha: Pembangunan perumahan dan gedung komersial, instalasi listrik dan plumbing
Kode KBLI yang digunakan:
- 41011 – Konstruksi Gedung Hunian
- 41012 – Konstruksi Gedung Non-Hunian
- 43211 – Instalasi Listrik
- 43221 – Instalasi Plumbing
Perizinan:
- NIB melalui OSS
- SBU bidang BG001 (Bangunan Gedung Sederhana) dan EL001 (Instalasi Elektrikal)
- Sertifikat tenaga kerja bersertifikat
Kode KBLI merupakan elemen fundamental dalam legalitas dan operasional pelaku usaha konstruksi. Dengan memilih kode KBLI yang tepat, perusahaan konstruksi dapat menjalankan usahanya secara sah, memperoleh proyek dari pemerintah maupun swasta, serta memenuhi standar klasifikasi nasional.
KBLI dalam sektor konstruksi sangat beragam dan dapat mencakup berbagai subkategori, mulai dari konstruksi gedung, jalan, instalasi listrik, hingga pekerjaan spesialis seperti plumbing dan pembongkaran. Oleh karena itu, penting bagi pelaku usaha untuk memahami KBLI secara detail, menyesuaikannya dengan lingkup kegiatan usaha, dan melengkapi dokumen perizinan yang relevan seperti SBU dan SKK.
Dengan pemahaman yang baik tentang KBLI, pelaku usaha konstruksi dapat lebih siap dalam menghadapi tantangan legal, administratif, dan pasar, serta meningkatkan daya saing dan kredibilitas usaha di mata klien maupun pemerintah.
Leave a Reply