CoLegal Indonesia: Tips Menentukan Harga Jual Produk UMKM, Strategi Tepat untuk Meraih Keuntungan dan Tetap Kompetitif

Menentukan harga jual produk adalah salah satu aspek krusial dalam menjalankan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Harga jual tidak hanya menentukan besarnya keuntungan yang akan diperoleh, tetapi juga memengaruhi daya saing di pasar. Salah menentukan harga bisa berdampak pada lambatnya penjualan, tidak tertutupnya biaya produksi, atau bahkan kerugian yang berkelanjutan. Oleh karena itu, pelaku UMKM harus memahami cara yang tepat dan strategis untuk menetapkan harga jual produknya.

Artikel ini akan membahas secara lengkap dan edukatif mengenai berbagai tips, metode, dan pertimbangan penting dalam menentukan harga jual produk UMKM agar usaha bisa terus berkembang, berkelanjutan, dan mampu bersaing secara sehat di pasar.


1. Pahami Biaya Produksi Secara Menyeluruh

Langkah pertama dalam menentukan harga jual adalah mengetahui berapa besar total biaya produksi yang dikeluarkan. Biaya ini mencakup dua jenis utama:

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun jumlah produksi berubah, seperti:

  • Sewa tempat usaha
  • Gaji karyawan tetap
  • Biaya listrik dan air bulanan
  • Peralatan dan mesin

b. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel berubah sesuai dengan jumlah produksi, contohnya:

  • Bahan baku
  • Kemasan produk
  • Biaya pengiriman
  • Upah kerja borongan

Contoh:
Jika Umji memproduksi 100 botol minuman herbal per bulan, dengan:

  • Biaya tetap: Rp2.000.000
  • Biaya variabel: Rp5.000 per botol
    Maka total biaya per produk = Rp2.000.000 / 100 + Rp5.000 = Rp25.000

Ini adalah harga pokok produksi yang menjadi dasar utama penentuan harga jual.


2. Tentukan Target Keuntungan

Setelah mengetahui total biaya produksi, pelaku usaha perlu menentukan berapa margin keuntungan yang diinginkan. Margin ini bisa dalam bentuk persentase atau nominal tetap. Misalnya, Umji ingin mendapatkan margin keuntungan 30% dari harga pokok.

Perhitungan:
Harga pokok = Rp25.000
Margin keuntungan = 30%
Harga jual = Rp25.000 + (30% x Rp25.000) = Rp32.500

Margin keuntungan bisa disesuaikan tergantung kondisi pasar, jenis produk, dan strategi penjualan.


3. Analisis Harga Pasar dan Kompetitor

Sangat penting bagi pelaku UMKM untuk mengetahui harga pasar agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan produk sejenis. Caranya:

  • Riset harga kompetitor langsung di marketplace atau toko fisik
  • Amati perbedaan kualitas, kemasan, atau layanan
  • Jangan buru-buru ikut “perang harga” tanpa menghitung dampaknya

Jika harga produk UMKM lebih tinggi karena kualitasnya lebih baik, edukasi konsumen menjadi kunci penting.


4. Perhatikan Nilai Tambah Produk

Seringkali, konsumen tidak hanya membayar berdasarkan biaya produksi, tetapi juga nilai tambah yang dirasakan. Nilai tambah bisa berupa:

  • Desain kemasan yang menarik
  • Cita rasa khas atau keunikan produk
  • Cerita di balik produk (storytelling)
  • Bahan ramah lingkungan
  • Pelayanan yang memuaskan

Jika produk memiliki keunikan dan kualitas lebih, pelaku UMKM bisa menetapkan harga jual lebih tinggi dari kompetitor tanpa kehilangan pasar.


5. Gunakan Metode Penetapan Harga yang Tepat

Berikut beberapa metode yang umum digunakan oleh pelaku UMKM:

a. Cost Plus Pricing (Markup Pricing)

Harga jual = Biaya produksi + Margin keuntungan
Metode ini sederhana dan cocok untuk produk-produk manufaktur kecil.

b. Value Based Pricing

Harga ditentukan berdasarkan persepsi nilai produk di mata konsumen, bukan sekadar biaya.
Contoh: produk herbal organik dengan sertifikasi bisa dijual lebih mahal karena dianggap lebih bernilai.

c. Competitive Pricing

Harga disesuaikan dengan harga pasar atau kompetitor. Cocok digunakan jika pasar sudah sangat jenuh dan sensitif terhadap harga.

d. Bundle Pricing

Menjual beberapa produk sekaligus dalam satu paket dengan harga lebih menarik.
Contoh: 3 botol minuman herbal seharga Rp90.000 dibandingkan harga satuan Rp35.000.


6. Uji Coba Harga (Price Testing)

Sebelum memutuskan harga final, tidak ada salahnya melakukan uji coba dengan beberapa harga berbeda untuk melihat respon pasar.

  • Gunakan diskon soft launching
  • Tawarkan paket promo
  • Bandingkan tingkat penjualan dan feedback pelanggan

Uji coba ini memberikan data nyata tentang seberapa besar pelanggan bersedia membayar produk UMKM Umji.


7. Perhitungkan Pajak dan Biaya Lain

Harga jual juga harus memperhitungkan aspek legalitas dan kewajiban pajak, seperti:

  • Pajak penghasilan (PPh Final UMKM sebesar 0,5%)
  • Biaya administrasi e-commerce (jika jualan online)
  • Ongkos kirim (jika gratis ongkir diberikan oleh penjual)

Menetapkan harga yang tidak memasukkan komponen-komponen ini bisa menyebabkan keuntungan yang semula diharapkan menjadi tidak tercapai.


8. Pertimbangkan Daya Beli Konsumen Target

Setiap segmen pasar memiliki kemampuan membeli yang berbeda-beda. Oleh karena itu:

  • Kenali siapa target pembeli (anak muda, ibu rumah tangga, pekerja kantoran, dll)
  • Sesuaikan harga dengan kemampuan dan ekspektasi mereka
  • Jika target adalah kelas menengah ke atas, kemas produk dan layanan secara premium agar sesuai dengan harga

Harga yang terlalu mahal untuk pasar menengah ke bawah bisa menyebabkan produk tidak laku meski kualitasnya bagus.


9. Gunakan Alat Bantu Digital dan Spreadsheet

Pelaku UMKM bisa menggunakan spreadsheet sederhana atau aplikasi keuangan seperti BukuWarung, AkuntansiUKM, atau bahkan Google Sheets untuk menghitung dan mencatat:

  • Biaya produksi
  • Persentase keuntungan
  • Perbandingan harga
  • Margin laba

Contoh format spreadsheet:

ProdukBiaya ProduksiMargin (%)Harga JualHarga Kompetitor
Minuman HerbalRp25.00030%Rp32.500Rp30.000

Dengan catatan seperti ini, UMKM bisa membuat keputusan harga secara lebih profesional dan terukur.


10. Evaluasi Harga Secara Berkala

Harga tidak bersifat statis. Kenaikan bahan baku, perubahan tren pasar, dan strategi bisnis baru bisa menjadi alasan untuk meninjau ulang harga jual.

Tips evaluasi harga:

  • Lakukan minimal setiap 6 bulan
  • Pertimbangkan masukan pelanggan
  • Hitung ulang biaya dan margin
  • Pastikan harga tetap kompetitif

Penyesuaian harga yang dilakukan secara transparan dan bertahap biasanya lebih bisa diterima oleh konsumen.


Menentukan harga jual produk UMKM bukan sekadar soal menaikkan angka, tetapi merupakan proses strategis yang membutuhkan perhitungan cermat dan pemahaman pasar. Dengan memperhatikan biaya produksi, margin keuntungan, nilai tambah, serta perilaku konsumen, pelaku UMKM seperti Umji bisa menetapkan harga yang tidak hanya menguntungkan tetapi juga disukai pasar.

Harga yang tepat akan membantu usaha bertahan dalam jangka panjang, menghasilkan keuntungan yang sehat, dan membangun kepercayaan konsumen. Oleh karena itu, jangan ragu untuk melakukan riset, uji coba, dan evaluasi secara berkala.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*