
Zaman Sekarang Jarang Pakai Tunai, Tapi Akuntansinya Gimana?
Di era digital, makin banyak bisnis yang tidak lagi bergantung pada uang tunai. Pembayaran lewat transfer bank, QRIS, e-wallet, hingga kartu debit sudah jadi kebiasaan sehari-hari. Tapi, kalau pencatatan bisnis kamu masih manual dan hanya fokus pada uang tunai, siap-siap deh datanya gak akurat.
Karena transaksi non-tunai tetap perlu dicatat dengan benar agar laporan keuangan kamu tetap akurat dan bisa digunakan untuk analisis maupun perpajakan.
Apa Itu Transaksi Non-Tunai?
Transaksi non-tunai adalah semua pembayaran atau penerimaan yang tidak melibatkan uang fisik langsung, tapi dilakukan melalui:
- Transfer antar rekening bank
- QRIS (kode QR pembayaran)
- E-wallet (OVO, GoPay, Dana, ShopeePay, dll)
- Virtual account
- Kartu debit/kredit
- Potong saldo marketplace (Shopee, Tokopedia, dll)
Contoh: Pelanggan bayar makanan di kafe pakai GoPay. Kamu sebagai pemilik usaha tetap dapat uangnya, tapi dalam bentuk saldo digital.
Kenapa Harus Dicatat dengan Detail?
Transaksi non-tunai tidak selalu langsung masuk ke kas fisik. Kadang masuk ke rekening bank, kadang tertahan di platform (marketplace), atau bahkan potong saldo otomatis.
Kalau gak dicatat, bisa-bisa:
❌ Kas usaha jadi tidak sesuai realita
❌ Uang nyangkut di platform gak terdeteksi
❌ Sulit hitung pendapatan harian
❌ Laporan laba rugi jadi gak akurat
Maka dari itu, kamu wajib memisahkan akun kas dan akun bank/e-wallet dalam pencatatanmu.
Contoh Jurnal Transaksi Non-Tunai
Misalnya kamu jualan kopi seharga Rp30.000 dan pelanggan bayar lewat ShopeePay.
📘 Jurnalnya:
ShopeePay (Aset) Rp30.000
Pendapatan Usaha Rp30.000
Artinya: kamu menerima uang dalam bentuk saldo ShopeePay, bukan tunai. Saldo ini belum bisa kamu ambil langsung, tapi tetap jadi milik usaha.
Nanti ketika kamu tarik saldo ke rekening, jurnalnya:
Bank (Aset) Rp30.000
ShopeePay Rp30.000
Kas, Bank, dan E-Wallet = Tiga Akun yang Harus Dipisah
Dalam akuntansi yang baik, kamu sebaiknya membedakan akun-akun berikut:
- Kas: uang tunai fisik di laci/kasir
- Bank: saldo di rekening tabungan
- E-wallet/platform: saldo digital (GoPay, OVO, ShopeePay, DANA, dsb.)
Kenapa harus dipisah?
✅ Agar tahu aliran uang dari masing-masing sumber
✅ Bisa buat laporan arus kas yang valid
✅ Gampang saat rekonsiliasi mutasi bank
✅ Praktis saat hitung pajak dan biaya operasional
Biaya Admin & Potongan Juga Harus Dicatat
Seringkali, uang yang kamu terima tidak utuh karena ada potongan dari platform pembayaran. Misalnya, ShopeePay potong 2% biaya admin.
📘 Penjualan Rp100.000 → diterima cuma Rp98.000
Jurnalnya:
ShopeePay Rp98.000
Beban Admin Platform Rp 2.000
Pendapatan Usaha Rp100.000
Jangan dicatat pendapatan cuma Rp98.000 ya! Harus tetap dicatat bruto, dan potongan sebagai beban tersendiri.
Pengaruh ke Laporan Keuangan
Jika kamu mencatat transaksi non-tunai dengan benar, maka:
📊 Laporan Arus Kas jadi lebih transparan — bisa dilihat:
- Penerimaan dari e-wallet
- Penarikan ke bank
- Biaya potongan admin
- Transaksi tunai terpisah
📊 Laporan Laba Rugi tetap bisa mencatat total penjualan dan beban admin secara lengkap.
📊 Neraca mencerminkan aset digital yang masih tertahan, bukan hanya uang tunai.
Penting Buat Usaha Online dan Freelance
Usaha online, reseller, dropshipper, bahkan freelance penulis atau desainer, hampir semua pemasukan sekarang non-tunai. Jadi:
📌 Kalau kamu pakai Excel, pisahkan kolom transaksi berdasarkan metode bayar
📌 Kalau kamu pakai aplikasi akuntansi, aktifkan fitur multi-akun kas
📌 Simpan bukti mutasi dan screenshot penarikan saldo
📌 Rekonsiliasi setiap minggu untuk cocokan saldo platform dan laporan
Dengan begitu, kamu tidak akan kelabakan saat diminta laporan usaha atau saat ngurus pajak.
Bagaimana Kalau Belum Punya Sistem Pembukuan?
Gak masalah. Kamu bisa mulai dari yang sederhana:
- Buat daftar metode pembayaran yang kamu terima
- Gunakan buku catatan atau Excel untuk memisahkan pemasukan tunai vs non-tunai
- Hitung potongan platform secara manual dan masukkan ke kolom beban
- Setiap akhir minggu, rekonsiliasi saldo platform dengan data penjualan
- Jangan campur rekening pribadi dengan rekening usaha
Langkah kecil ini bisa bikin usaha kamu jauh lebih terorganisir.
CoLegal Indonesia Bisa Bantu Kamu Mulai dari Nol
Kami tahu, pencatatan transaksi non-tunai bisa bikin bingung — apalagi kalau masih pakai sistem manual. Tapi CoLegal Indonesia siap bantu kamu:
✅ Template Excel untuk transaksi non-tunai
✅ Format jurnal untuk GoPay, ShopeePay, OVO, dll
✅ Panduan rekonsiliasi mutasi e-wallet dan bank
✅ Pelatihan pencatatan digital untuk UMKM
✅ Edukasi pencatatan untuk siswa SMK dan freelancer
Karena transaksi non-tunai bukan alasan untuk keuangan yang berantakan. Justru, dengan pencatatan yang benar, bisnismu bisa naik level!
Leave a Reply